Minggu, 18 Januari 2009
In:
cerpen
CERPEN : "CINTA ITU GILA!!"
CINTA ITU GILA
By : desthy_shk
Aku senang kamu ada di sini. Kamu selalu menemaniku di saat aku senang maupun sedih. Aku tahu kamu akan selalu menepati janjimu. Dulu kamu pernah berjanji padaku kalau kamu tidak akan pernah meninggalkanku selamanya dan kamu menepati janjimu itu.
Hanya kamulah yang dapat memahami aku. Tidak seperti mereka yang selalu memusuhiku, memandang sinis padaku dan memnganggap aku aneh. Mereka tidak pernah membiarkanku untuk bahagia. Teman-temanku, kakakku, bahkan mamaku pun ikut memusuhiku.
Hanya kamu yang baik padaku, hanya kamu yang mengerti aku, hanya kamu yang dapat ku ajak bicara, hanya kamu yang dapat membuatku tertawa. Hanya kamu yang mau mendengar segala keluh kesahku. Hanya kamu….
Aku sungguh tak memahami mereka. Kenapa mereka begitu membencimu. Mereka selalu menghalangiku untuk dapat bertemu denganmu. Mereka bilang aku tidak bisa menemuimu, aku tidak boleh menemuimu. Padahal sudah berkali-kali kukatakan pada mereka kalau kamu itu orang baik, tidak pernah menyakitiku dan aku percaya kamu tidak akan menyakitiku. Tapi mereka tidak pernah mau mendengar dan mengerti perasaanku.
Pernah suatu kali mama dan kakakku mengurungku di kamar agar tidak dapat dapat menemuimu. Saat itu aku sangat marah dan membanting semua barang yang ada di kamar. Namun mama tetap tidak membukakan pintu kamar. Mulai saat itulah aku membenci mereka. Mereka mengurungku sendirian di kamar. Tetapi aku tahu kamu tidak akan pernah membiarkanku sendirian. Saat itu kamu datang padaku dan menemaniku.
Maka dari itu, semenjak kejadian itu aku sembunyi-sembunyi untuk dapat bertemu denganmu. Aku pura-pura telah melupakanmu padahal sama sekali tidak. Aku tahu kamu pasti dapat memahami sikapku. Terkadang aku pura-pura tidak mengenalimu. Terkadang pula aku pura-pura tidak melihatmu. Tapi percayalah, itu semua hanya pura-pura. Aku akan terus dan terus mencintaimu. Aku berbuat seperti itu hanya agar mereka tidak terus mencoba memisahkan kamu dan aku. Kamu mengerti kan?
Ah, gawat. Itu Mama! Dia datang ke sini. Kamu cepat-cepatlah sembunyi! Aku tidak ingin mama melihatmu ada di sini.
“Liby, sedang apa kamu? Sepertinya sedang senang ya? Soalnya Mama lihat dari tadi kamu senyum-senyum terus.” Tanya Mama padaku.
“Ah tidak. Aku hanya teringat hal yang lucu.” Jawabku berbohong.
“Oh gitu. Ya sudah, ini obatmu, jangan lupa diminum ya! Mama mau ke dapur dulu menyiapkan makan malam.”
“Iya Ma.” Jawabku singkat.
Dan Mama pun akhirnya pergi, meninggalkanku sendirian di sini, eh tidak, tapi berdua denganmu. Hi..hi.. aku senang dapat menipu mama. Mama selalu menyuruhku minum obat, kata mama itu vitamin agar aku selalu sehat. Tapi aku kan baik-baik saja. Aku pikir aku tidak perlu minum vitamin itu. Aku ini tidak sakit jadi tidak perlu minum obat. Iya kan?
………………………………………
Sementara itu di dalam rumah, Mama Liby sedang memperhatikan anaknya yang sedang duduk di bangku halaman dari balik jendela. Tidak lama kemudian anak sulungnya, Radel, menghampirinya,
“Ma, apa tidak sebaiknya kita membawa Liby ke Rumah Sakit lagi. Sepertinya penyakit Liby kambuh lagi.” Kata Radel.
“Kambuh gimana? Menurut Mama Liby sudah lebih baik dari sebelumnya. Dia tidak pernah mengamuk lagi seperti dulu.”
“Tapi apa Mama tidak lihat? Dari tadi Liby tertawa dan tersenyum sendiri. Berarti dia belum sembuh, dia perlu perawatan khusus dari orang yang lebih berpengalaman.”
“Cukup Radel! Mama harus bilang berapa kali ke kamu, adikmu itu tidak gila, dia hanya belum bisa menerima kenyataan bahwa pacarnya sudah meninggal. Dia hanya perlu kasih sayang dan kesabaran kita sebagai kelurganya untuk menyadarkannya. Bukan dengan cara tinggal di rumah sakit yang dipenuhi oleh orang-orang tidak waras itu.”
Mama pun pergi ke kamarnya dan langsung mengunci pintu kamar tersebut. Radel tahu, pasti kini Mamanya sedang menangis di dalam kamar. Keluarga ini benar-benar sudah kacau. Adiknya, Liby, sering berhalusinasi bertemu pacarnya yang sudah meninggal. Mama juga tidak ingin menerima kenyataan bahwa Liby itu sakit. Sakit mental. Radel kesal dengan semua keadaan ini. Saat ini, Radel menjadi satu-satunya cowok di rumah ini semenjak ayahnya meninggal. Dia harus menjaga keluarga ini dengan baik. Tapi apa yang bisa ia lakukan sekarang? Radel hanya dapat menghela nafas.
Aku pernah dengar kalau cinta itu gila
Tapi aku baru tahu kalau cinta itu…
Benar-benar bisa membuat orang jadi gila……
By : desthy_shk
Aku senang kamu ada di sini. Kamu selalu menemaniku di saat aku senang maupun sedih. Aku tahu kamu akan selalu menepati janjimu. Dulu kamu pernah berjanji padaku kalau kamu tidak akan pernah meninggalkanku selamanya dan kamu menepati janjimu itu.
Hanya kamulah yang dapat memahami aku. Tidak seperti mereka yang selalu memusuhiku, memandang sinis padaku dan memnganggap aku aneh. Mereka tidak pernah membiarkanku untuk bahagia. Teman-temanku, kakakku, bahkan mamaku pun ikut memusuhiku.
Hanya kamu yang baik padaku, hanya kamu yang mengerti aku, hanya kamu yang dapat ku ajak bicara, hanya kamu yang dapat membuatku tertawa. Hanya kamu yang mau mendengar segala keluh kesahku. Hanya kamu….
Aku sungguh tak memahami mereka. Kenapa mereka begitu membencimu. Mereka selalu menghalangiku untuk dapat bertemu denganmu. Mereka bilang aku tidak bisa menemuimu, aku tidak boleh menemuimu. Padahal sudah berkali-kali kukatakan pada mereka kalau kamu itu orang baik, tidak pernah menyakitiku dan aku percaya kamu tidak akan menyakitiku. Tapi mereka tidak pernah mau mendengar dan mengerti perasaanku.
Pernah suatu kali mama dan kakakku mengurungku di kamar agar tidak dapat dapat menemuimu. Saat itu aku sangat marah dan membanting semua barang yang ada di kamar. Namun mama tetap tidak membukakan pintu kamar. Mulai saat itulah aku membenci mereka. Mereka mengurungku sendirian di kamar. Tetapi aku tahu kamu tidak akan pernah membiarkanku sendirian. Saat itu kamu datang padaku dan menemaniku.
Maka dari itu, semenjak kejadian itu aku sembunyi-sembunyi untuk dapat bertemu denganmu. Aku pura-pura telah melupakanmu padahal sama sekali tidak. Aku tahu kamu pasti dapat memahami sikapku. Terkadang aku pura-pura tidak mengenalimu. Terkadang pula aku pura-pura tidak melihatmu. Tapi percayalah, itu semua hanya pura-pura. Aku akan terus dan terus mencintaimu. Aku berbuat seperti itu hanya agar mereka tidak terus mencoba memisahkan kamu dan aku. Kamu mengerti kan?
Ah, gawat. Itu Mama! Dia datang ke sini. Kamu cepat-cepatlah sembunyi! Aku tidak ingin mama melihatmu ada di sini.
“Liby, sedang apa kamu? Sepertinya sedang senang ya? Soalnya Mama lihat dari tadi kamu senyum-senyum terus.” Tanya Mama padaku.
“Ah tidak. Aku hanya teringat hal yang lucu.” Jawabku berbohong.
“Oh gitu. Ya sudah, ini obatmu, jangan lupa diminum ya! Mama mau ke dapur dulu menyiapkan makan malam.”
“Iya Ma.” Jawabku singkat.
Dan Mama pun akhirnya pergi, meninggalkanku sendirian di sini, eh tidak, tapi berdua denganmu. Hi..hi.. aku senang dapat menipu mama. Mama selalu menyuruhku minum obat, kata mama itu vitamin agar aku selalu sehat. Tapi aku kan baik-baik saja. Aku pikir aku tidak perlu minum vitamin itu. Aku ini tidak sakit jadi tidak perlu minum obat. Iya kan?
………………………………………
Sementara itu di dalam rumah, Mama Liby sedang memperhatikan anaknya yang sedang duduk di bangku halaman dari balik jendela. Tidak lama kemudian anak sulungnya, Radel, menghampirinya,
“Ma, apa tidak sebaiknya kita membawa Liby ke Rumah Sakit lagi. Sepertinya penyakit Liby kambuh lagi.” Kata Radel.
“Kambuh gimana? Menurut Mama Liby sudah lebih baik dari sebelumnya. Dia tidak pernah mengamuk lagi seperti dulu.”
“Tapi apa Mama tidak lihat? Dari tadi Liby tertawa dan tersenyum sendiri. Berarti dia belum sembuh, dia perlu perawatan khusus dari orang yang lebih berpengalaman.”
“Cukup Radel! Mama harus bilang berapa kali ke kamu, adikmu itu tidak gila, dia hanya belum bisa menerima kenyataan bahwa pacarnya sudah meninggal. Dia hanya perlu kasih sayang dan kesabaran kita sebagai kelurganya untuk menyadarkannya. Bukan dengan cara tinggal di rumah sakit yang dipenuhi oleh orang-orang tidak waras itu.”
Mama pun pergi ke kamarnya dan langsung mengunci pintu kamar tersebut. Radel tahu, pasti kini Mamanya sedang menangis di dalam kamar. Keluarga ini benar-benar sudah kacau. Adiknya, Liby, sering berhalusinasi bertemu pacarnya yang sudah meninggal. Mama juga tidak ingin menerima kenyataan bahwa Liby itu sakit. Sakit mental. Radel kesal dengan semua keadaan ini. Saat ini, Radel menjadi satu-satunya cowok di rumah ini semenjak ayahnya meninggal. Dia harus menjaga keluarga ini dengan baik. Tapi apa yang bisa ia lakukan sekarang? Radel hanya dapat menghela nafas.
Aku pernah dengar kalau cinta itu gila
Tapi aku baru tahu kalau cinta itu…
Benar-benar bisa membuat orang jadi gila……
Anak adalah anugrah 6
Tiba-tiba aku teringat dengan film-film yang pernah aku tonton
Yang pertama film berjudul "My Father".
Film itu bercerita tentang seorang anak korea yang diadopsi oleh keluarga amerika sejak kecil. Tapi setelah dewasa dia ingin mencari orangtua kandungnya di korea. Anak itu lalu melakukan berbagai cara untuk mencari orangtua kandungnya, dimulai dari mengunjungi panti asuhan tempat dia dulu diadopsi, lalu ikut acara tivi untuk mencari orang yang hilang, dan lain-lain. Hingga pada akhirnya dia mendapat kabar bahwa ayah kandungnya adalah napi terpidana mati. Anak itu pun pergi menemui ayah kandungnya di penjara. Sejak itu dia jadi sering mengunjungi ayahnya di penjara dengan membawa temannya sebagai penerjemah karena ia tidak bisa bahasa korea, dan karena itu juga ia giat belajar bahasa korea. Seiring berjalan waktu, mereka berdua menjadi dekat. Dan diakhir cerita diketahui dari tes DNA bahwa orang itu bukanlah ayah kandungnya. Tapi setelah mengetahui hal itu, anak itu malah menghampiri sang ayah dan berkata "Ayah, Kau adalah ayahku. Aku menyayangimu, Ayah". Dan kalimat itu adalah kalimat terakhir yang diucapkan sang anak kepada ayahnya sebelum ayahnya dihukum mati.
Film kedua berjudul "1 day with My Son"
Ceritanya tentang seorang laki-laki terpidana mati yang punya keinginan terakhir sebelum dieksekusi yaitu bertemu anaknya. Terakhir kali ia melihat anaknya adalah ketika anaknya masih bayi dan itu sudah sekitar 17 tahun yang lalu. Setelah diijinkan oleh pihak penjara, laki-laki itupun pergi menemui anaknya dengan didampingi oleh seorang sipir penjara. Tapi pertemuan dengan anaknya tidak seperti yang diharapkanya, selain karena istrinya atau ibu sang anak yang telah tiada, anaknya juga sepertinya tidak senang bertemu dengannya. Selama 1 hari penuh anaknya bersikap ketus padanya. Baru setelah fajar tiba, mereka berdua lari pagi bersama,karena hujan, mereka berteduh di dalam teleponbox. di telepon box itulah mereka akhirnya saling mencurahkan isi hati. Ketika tiba saatnya sang ayah harus kembali ke penjara tiba-tiba ia menyadari bahwa yang selama ini bersamanya ternyata bukanlah anaknya. Akhirnya anak itupun mengaku bahwa dia adalah teman anaknya, anaknya yang sebenarnya telah meninggal karena sakit, tapi anaknya itu selama ini berkeinginan bertemu ayahnya, maka dari itu temannya itu mewakilinya untuk bertemu ayahnya.
Film ketiga berjudul "Maundy Tuesday"
Film yang ini bercerita tentang seorang gadis yang mempunyai pengalaman buruk di masa kecilnya, dan karena pengalamannya itu ia jadi membenci ibunya dan sering mencoba untuk membunuh dirinya sendiri. Karena suatu hal ia bertemu dengan dengan seorang lelaki terpidana mati yang sebenarnya sama sekali tidak ingin mati. Lelaki itu dihukum atas tindakan yang tidak ia lakukan. Tapi ia pasrah menerima nasib yang menimpa. Lelaki itu juga punya kisah hidup yang menyedihkan. Ia dan Adiknya ditelantarkan oleh orangtuanya, ibunya tidak ingin mengakuinya dan dia harus merawat adiknya sendirian. Dan pada akhirnya adiknya itu mati saat mereka tidur dipinggir jalan karena lapar dan kedinginan. Semenjak itu hidup lelaki itu tak tentu arah, ia berteman dengan seorang perampok dan pembunuh yang menyebabkan ia dipenjara kini. Lelaki itu sangat menyesal dengan apa yang dilakukan oleh temannya karena menyebabkan seseorang mati. Ia pun meminta maaf pada ibu korban. Dari lelaki itu, sang gadis menerima pelajaran bahwa bukan hanya dia yang mengalami nasib buruk, masih banyak orang yang hidupnya lebih menyedihkan dari pada dia, untuk itu ia kini lebih menghargai hidup ini dan bersyukur karena ia masih memiliki ibu yang masih mengakuinya. Diakhir cerita, gadis itu mau memaafkan ibunya dan berusaha menyelamatkan lelaki itu dari hukuman mati. Tapi usahanya sia-sia, lelaki itu tetap harus menjalani hukuman itu.
Ketiga film itu mempunyai satu persamaan. Yaitu ada seorang tokoh terpidana mati. Dari ketiga tokoh itu kita tahu, ternyata seorang terpidana matipun masih mempunyai hati. Mereka masih memiliki rasa kasih sayang terhadap sesama, terutama keluarga khususnya anaknya. Ada pepatah yang mengatakan "Segalak-galaknya harimau tidak akan memakan anaknya sendiri" (kalau ga salah). Harimau saja yang binatang akan menyayangi anaknya apalagi kita manusia. Berarti jika ada orang yang tega membunuh anaknya sendiri, berarti dia bukan manusia.
Dari ketiga cerita itu kita pun tahu, seorang anak, walau telah ditinggalkan oleh orangtuanya, walau telah dikecewakan orangtuanya, tetap akan merindukan dan menyayangi orangtuanya. Walau dalam mulut dia berkata benci, tapi di dalam hati nuraninya pasti ia berkata lain. Seorang anak akan tetap mencintai orangtuanya karena bagaimanapun jika tanpa orang tua mereka, mereka tidak akan hidup di dunia ini.
Tokoh Ayah dalam cerita-cerita tersebut menunjukkan kasih sayang yang besar pada anaknya. Padahal itu baru seorang ayah, yang tidak mengandung anaknya, yang tidak melahirkan anaknya, yang tidak menyusui anaknya. Apalagi seorang ibu. Ibu yang mengandung, yang melahirkan, yang menyusui, yang merawat, yang kata Rasulullah "Sayangilah ibumu, ibumu, ibumu, lalu Ayahmu!". Artinya Ibu mempunyai tiga tingkat lebih tinggi derajatnya di mata agama. Itu berarti menjadi seorang ibu adalah kedudukan yang membanggakan. Bahkan ada pepatah lagi yang mengatakan "Surga ada ditelapak kaki ibu", itu menunjukkan betapa tingginya derajat seorang ibu. Bahkan seorang ibu dikatakan mati syahid jika ia meninggal dalam keadaan sedang melahirkan. Subhanallah, begitu penting peran ibu di mata Allah, Rasulullah, dan semua umat manusia di dunia ini. Tapi yang mengherankan, mengapa masih banyak wanita yang enggan menjadi ibu, malu menjadi ibu, dan dengan mudahnya menggugurkan kandungannya. Terlalu gemerlapkah keindahan dunia ini hingga mereka seakan lupa anugrah yang telah diberikan Allah untuk mereka, dan lupa akan hukuman yang telah menantinya di akhirat kelak.
Aku hanya berdoa semoga tidak ada lagi para wanita yang enggan menjadi ibu dan mau membesarkan banyak anak.
Amin........................
Yang pertama film berjudul "My Father".
Film itu bercerita tentang seorang anak korea yang diadopsi oleh keluarga amerika sejak kecil. Tapi setelah dewasa dia ingin mencari orangtua kandungnya di korea. Anak itu lalu melakukan berbagai cara untuk mencari orangtua kandungnya, dimulai dari mengunjungi panti asuhan tempat dia dulu diadopsi, lalu ikut acara tivi untuk mencari orang yang hilang, dan lain-lain. Hingga pada akhirnya dia mendapat kabar bahwa ayah kandungnya adalah napi terpidana mati. Anak itu pun pergi menemui ayah kandungnya di penjara. Sejak itu dia jadi sering mengunjungi ayahnya di penjara dengan membawa temannya sebagai penerjemah karena ia tidak bisa bahasa korea, dan karena itu juga ia giat belajar bahasa korea. Seiring berjalan waktu, mereka berdua menjadi dekat. Dan diakhir cerita diketahui dari tes DNA bahwa orang itu bukanlah ayah kandungnya. Tapi setelah mengetahui hal itu, anak itu malah menghampiri sang ayah dan berkata "Ayah, Kau adalah ayahku. Aku menyayangimu, Ayah". Dan kalimat itu adalah kalimat terakhir yang diucapkan sang anak kepada ayahnya sebelum ayahnya dihukum mati.
Film kedua berjudul "1 day with My Son"
Ceritanya tentang seorang laki-laki terpidana mati yang punya keinginan terakhir sebelum dieksekusi yaitu bertemu anaknya. Terakhir kali ia melihat anaknya adalah ketika anaknya masih bayi dan itu sudah sekitar 17 tahun yang lalu. Setelah diijinkan oleh pihak penjara, laki-laki itupun pergi menemui anaknya dengan didampingi oleh seorang sipir penjara. Tapi pertemuan dengan anaknya tidak seperti yang diharapkanya, selain karena istrinya atau ibu sang anak yang telah tiada, anaknya juga sepertinya tidak senang bertemu dengannya. Selama 1 hari penuh anaknya bersikap ketus padanya. Baru setelah fajar tiba, mereka berdua lari pagi bersama,karena hujan, mereka berteduh di dalam teleponbox. di telepon box itulah mereka akhirnya saling mencurahkan isi hati. Ketika tiba saatnya sang ayah harus kembali ke penjara tiba-tiba ia menyadari bahwa yang selama ini bersamanya ternyata bukanlah anaknya. Akhirnya anak itupun mengaku bahwa dia adalah teman anaknya, anaknya yang sebenarnya telah meninggal karena sakit, tapi anaknya itu selama ini berkeinginan bertemu ayahnya, maka dari itu temannya itu mewakilinya untuk bertemu ayahnya.
Film ketiga berjudul "Maundy Tuesday"
Film yang ini bercerita tentang seorang gadis yang mempunyai pengalaman buruk di masa kecilnya, dan karena pengalamannya itu ia jadi membenci ibunya dan sering mencoba untuk membunuh dirinya sendiri. Karena suatu hal ia bertemu dengan dengan seorang lelaki terpidana mati yang sebenarnya sama sekali tidak ingin mati. Lelaki itu dihukum atas tindakan yang tidak ia lakukan. Tapi ia pasrah menerima nasib yang menimpa. Lelaki itu juga punya kisah hidup yang menyedihkan. Ia dan Adiknya ditelantarkan oleh orangtuanya, ibunya tidak ingin mengakuinya dan dia harus merawat adiknya sendirian. Dan pada akhirnya adiknya itu mati saat mereka tidur dipinggir jalan karena lapar dan kedinginan. Semenjak itu hidup lelaki itu tak tentu arah, ia berteman dengan seorang perampok dan pembunuh yang menyebabkan ia dipenjara kini. Lelaki itu sangat menyesal dengan apa yang dilakukan oleh temannya karena menyebabkan seseorang mati. Ia pun meminta maaf pada ibu korban. Dari lelaki itu, sang gadis menerima pelajaran bahwa bukan hanya dia yang mengalami nasib buruk, masih banyak orang yang hidupnya lebih menyedihkan dari pada dia, untuk itu ia kini lebih menghargai hidup ini dan bersyukur karena ia masih memiliki ibu yang masih mengakuinya. Diakhir cerita, gadis itu mau memaafkan ibunya dan berusaha menyelamatkan lelaki itu dari hukuman mati. Tapi usahanya sia-sia, lelaki itu tetap harus menjalani hukuman itu.
Ketiga film itu mempunyai satu persamaan. Yaitu ada seorang tokoh terpidana mati. Dari ketiga tokoh itu kita tahu, ternyata seorang terpidana matipun masih mempunyai hati. Mereka masih memiliki rasa kasih sayang terhadap sesama, terutama keluarga khususnya anaknya. Ada pepatah yang mengatakan "Segalak-galaknya harimau tidak akan memakan anaknya sendiri" (kalau ga salah). Harimau saja yang binatang akan menyayangi anaknya apalagi kita manusia. Berarti jika ada orang yang tega membunuh anaknya sendiri, berarti dia bukan manusia.
Dari ketiga cerita itu kita pun tahu, seorang anak, walau telah ditinggalkan oleh orangtuanya, walau telah dikecewakan orangtuanya, tetap akan merindukan dan menyayangi orangtuanya. Walau dalam mulut dia berkata benci, tapi di dalam hati nuraninya pasti ia berkata lain. Seorang anak akan tetap mencintai orangtuanya karena bagaimanapun jika tanpa orang tua mereka, mereka tidak akan hidup di dunia ini.
Tokoh Ayah dalam cerita-cerita tersebut menunjukkan kasih sayang yang besar pada anaknya. Padahal itu baru seorang ayah, yang tidak mengandung anaknya, yang tidak melahirkan anaknya, yang tidak menyusui anaknya. Apalagi seorang ibu. Ibu yang mengandung, yang melahirkan, yang menyusui, yang merawat, yang kata Rasulullah "Sayangilah ibumu, ibumu, ibumu, lalu Ayahmu!". Artinya Ibu mempunyai tiga tingkat lebih tinggi derajatnya di mata agama. Itu berarti menjadi seorang ibu adalah kedudukan yang membanggakan. Bahkan ada pepatah lagi yang mengatakan "Surga ada ditelapak kaki ibu", itu menunjukkan betapa tingginya derajat seorang ibu. Bahkan seorang ibu dikatakan mati syahid jika ia meninggal dalam keadaan sedang melahirkan. Subhanallah, begitu penting peran ibu di mata Allah, Rasulullah, dan semua umat manusia di dunia ini. Tapi yang mengherankan, mengapa masih banyak wanita yang enggan menjadi ibu, malu menjadi ibu, dan dengan mudahnya menggugurkan kandungannya. Terlalu gemerlapkah keindahan dunia ini hingga mereka seakan lupa anugrah yang telah diberikan Allah untuk mereka, dan lupa akan hukuman yang telah menantinya di akhirat kelak.
Aku hanya berdoa semoga tidak ada lagi para wanita yang enggan menjadi ibu dan mau membesarkan banyak anak.
Amin........................